Jika aku pernah berkata, aku sudah
mampu melupakanmu dan melupakan kenangan kita. Ada satu hal yang harus kamu
ingat, itu hanya perkataan mulutku bukan perkataan hatiku.
Bagiku kehidupan baru adalah
melupakanmu dan mencari kehidupan bersama orang lain. Tapi sepertinya aku belum
mendapatkan kehidupan baru untukku, karena aku masih belum mampu melakukan
semua itu.
Menerima keadaan bahwa kamu sudah
tidak ada di sini, menerima waktu yang ku lalui sendiri, melupakan kenangan
bersamamu, dan melepaskan dirimu. Itu semua adalah hal tersulit dalam hidupku
semenjak aku mengenalmu.
Memaafkan kesalahan yang sering
kamu lakukan padaku, itu adalah kebiasaanku. Tapi memaafkan kesalahan yang sama
dan kesalahan itu sering kamu lakukan, itu di luar kesabaranku.
Seandainya kamu tahu, aku ragu
ketika berkata agar kamu kembali di saat kamu telah mencintaiku dengan tulus.
Karena pada saat itu hanya ada 2 kemungkinan, kamu mencoba untuk benar-benar
mencintaiku dengan tulus atau kamu mendapat penggantiku dan meninggalkanku
selamanya.
Bertemu denganmu itu kehendak
Tuhan. Mencintaimu juga kehendak Tuhan. Tapi, kamu sakiti apakah itu juga
kehendak Tuhan? Mungkin itu tidak.
Tetap menahannya walaupun dia tidak
mencintaimu mungkin itu adalah hal yang wajar dalam cinta. Namun, melepaskan
agar dia bahagia tanpa kamu adalah hal yang paling bijaksana.
Mengingat kenangan yang kita lalui
bersama adalah hal yang paling membahagiakan. Namun, ketika aku tersadar semua
itu hanya kenangan masa lalu, mengingat itu semua adalah hal yang paling
menyakitkan.
Dengan atau tanpaku aku yakin kamu
akan baik-baik saja. Dan aku yakin kamu justru lebih bahagia dengan kehidupanmu
sendiri, terlebih ketika kamu mendapatkan penggantiku.
Terima kasih untuk pelajaran hidup
yang kamu berikan, mungkin hidupku tidak akan pernah berarti jika kamu tidak
pernah memberiku sebuah kesakitan agar aku tersadar, tidak selalu percaya
kepada semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar